1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki
kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Pratap Triloka filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara dikenal dengan semboyan Ing
ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya di
depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi/dorongan, di belakang
memberi dukungan. Hal ini jelas berkaitan dengan pengambilan keputusan sebagai
seorang pemimpian. Guru sebagai pemimpin pembelajaran setiap keputusan yang
diambil harus berpihak pada murid. Setiap keputusan yang diambil harus
memperhatikan keteladanan ke murid, memberikan motivasi ke murid dan memberikan
dukungan ke murid. Terutama keputusan yang berkaitan dengan dilema etika,
bagaimana mengambil keputusan yang terbaik yang melibatkan dua hal yang
sama-sama benar. Dalam menghadapi permasalahan dilema etika dengan memperhatikan
4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Secara umum paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika bisa dikategorikan
sebagai berikut : 1. Individu lawan kelompok (individual vs community) 2. Rasa
keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan
(truth vs loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long
term) Beberapa prinsip mempengaruhi pengambilan suatu keputusan yang mengandung
etika. 1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking). 2. Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). 3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli
(Care-Based Thinking). Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan
yaitu : (1) Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam
situasi ini, (2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, (3) Kumpulkan
fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, (4) Pengujian benar atau salah,
terdiri atas : Uji Legal, Uji Regulasi/Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji
Halaman Depan Koran, dan Uji Panutan/Idola, (5) Pengujian Paradigma Benar lawan
Benar, (6) Melakukan Prinsip Resolusi, (7) Investigasi Opsi Trilema, (8) Buat
Keputusan, (9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.
2. Bagaimana nilai-nilai
yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita
ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Setiap keputusan yang diambil oleh
seseorang sudah tentu berdasar nilai-nilai yang tertanam dalam diri orang
tersebut. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus meyakini nilai-nilai
kebajikan universal sehingga dalam setiap pengambilan keputusan menjadi
kaputusan yang terbaik dengan mengutamakan kepentingan murid.
3. Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan)
yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran
kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada
sebelumnya.
Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang
berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach
memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran
diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Melalui coaching
mestinya akan muncul keputusan dari coachee untuk melakukan tindakan dalam
rangka mengatasi permasalahan yang dihadapinya atau untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapainya. Jadi materi pengambilan keputusan sangat berkaitan dengan
kegiatan coaching. Dengan kita mempelajari materi pengambilan keputusan
diharapkan keputusan yang diambil lebih tepat, dengan memperhatikan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola
dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan
suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Kemampuan guru dalam mengelola
dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan
suatu keputusan khususnya masalah dilema etika.
Guru yang memiliki kemampuan
mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya dengan baik akan bisa
memandang permasalahan dilema etika lebih jeli sehingga keputusan yang diambil
lebih tepat dan efektif. Kompetensi sosial dan emosional meliputi : Kesadaran
diri, Manajemen diri, Kesadaran sosial, Keterampilan berelasi, Pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab. Dalam pengambilan keputusan terutama yang
berkaitan dengan kepentingan orang banyak tentu banyak sekali membutuhkan KSE
antara lain kemampuan mengendalikan emosi, mengidentifikasi kekuatan diri,
menghargai pendapat orang lain, berkomunikasi dengan baik, empati, dan
lain-lain. Sementara jika KSE-nya kurang maka bisa terjadi emosi yang tidak
terkontrol, komunikasi terhambat, dan sebagainya berakibat keputusan yang
diambil kurang baik.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah
moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Masalah yang berkaitan dengan bujukan moral untuk menyelesaikannya dengan
melihat aturan-aturan atau kebijakan yang ada, dikomunikasikan dan
dimusyawarahkan dengan baik sehingga bisa diambil keputusan yang bisa diterima
semua pihak serta dikonfirmasikan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Sementara untuk permasalahan dilema etika yang berkaitan dengan dua
hal yang sama-sama benar keputusan diambil melalui koordinasi dengan pihak-pihak
yang terkait dengan mengedepankan keberpihakan pada murid. Dalam menghadapi
permasalahan dilema etika keputusan yang diambil memperhatikan 4 paradigma, 3
prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
6. Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan
yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Hampir tidak mungkin mengambil
keputusan yang bisa memuaskan semua pihak. Tetapi dengan pengambilan keputusan
yang tepat yang berpihak pada murid akan menjaga kondusivitas sekolah sekaligus
meminimalisir gesekan-gesekan atau kegaduhan yang mungkin akan terjadi.
7.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan
pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya
dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang ada di lingkungan
saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema
etika adalah masih adanya beberapa guru yang masih memandang kasus dilema etika
diri sisi pribadi, sehingga kadang timbul reaksi yang menjadikan suasana kurang
nyaman. Disamping itu masih ada guru yang belum berfikir untuk kepentingan
bersama yang berpihak pada murid. Perlu perubahan paradigma di lingkungan
sekolah saya khususnya berkaitan dengan dilema etika memperhatikan 4 paradigma,
3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
8. Apakah pengaruh
pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan
murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk
potensi murid kita yang berbeda-beda?
Keputusan yang diambil di sekolah harus
berpihak pada murid, dengan mewujudkan pengajaran yang memerdekan murid-murid.
Pembelajaran harus bisa memaksimalkan potensi murid sesuai dengan bakat dan
minat masing-masing.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil
keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Seorang
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan
atau masa depan murid-muridnya jika keputusan yang diambil bisa mewujudkan
pembelajaran yang berpihak pada murid berlandaskan filosofi pendidikan dari KHD.
Dengan begitu bisa mengembangkan potensi murid sesuai dengan profil pelajar
Pancasila. Profil pelajar Pancasila kompetensi yang dibutuhkan murid untuk
mengarungi kehidupannya.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari
pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari pembelajaran modul 3.1. Pengambilan
Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin ini adalah pengetahuan
dan ketrampilan mengambil keputusan merupakan kompetensi yang harus dimiiki oleh
guru dan ini sangat berkaitan dengan modul-modul sebelumnya. Modul-modul
sebelumnya yaitu : Modul 1. Paradigma dan Visi Guru Penggerak 1.1. Refleksi
Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara 1.2. Nilai dan Peran Guru
Penggerak 1.3. Visi Guru Penggerak 1.4. Budaya Positif Modul 2. Praktik
Pembelajaran yang Berpihak pada Murid 2.1. Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid
Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional 2.3.
Coaching Untuk Supervisi Akademik Keterkaitan modul 3.1 dengan modul-modul
sebelumnya dapat dijelaskan sebagai berikut : Sekolah sebagai lembaga
pendidikan, keputusan yang diambil harus berpihak pada murid berlandaskan
filosofi Pendidikan dari KHD. Guru bisa menguatkan nilai dan perannya sebagai
guru penggerak melalui keputusan-keputusan yang diambil sekolah dengan tepat.
Dengan pengambilan keputusa yang efektif dan efisien visi guru penggerak dan
Budaya Positif di sekolah akan mudah tercapai. Keputusan yang diambil dengan
tepat dan memperhatikan kesepakatan kelas/sekolah akan diterima semua warga
sekolah serta meminimalisir kegaduhan yang mungkin terjadi, sehingga sekolah
tetap kondusif, aman dan nyaman. Di sekolah tidak lepas dari
permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik dilema etika atau bujukan moral.
Disini diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan keputusan dan pengujian
keputusan dalam rangka memecahkan masalah tersebut dengan berpihak pada murid
agar tercapai profil pelajar Pancasila. Pembelajaran diferensiasi merupakan
bentuk pembelajaran yang berpihak pada murid dengan memperhatikan kebutuhan
belajarnya, sesuai bakat, minat dan kecenderungan gaya belajarnya. Untuk
memperkuat pencapaian profil pelajar Pancasila sangat diperlukan pembelajaran
KSE yang diintegrasikan dalam pembelajaran berdiferensiasi. Pelaksanaan
supervisi akademik dengan pola coaching akan meningkatkan proses pembelajaran
yang berpihak pada murid. Semua ini akan semakin memberikan hasil jika didukung
dengan suasana sekolah yang kondusif, aman dan nyaman karena setiap permasalahan
diselesaikan dengan pengambilan keputusan yang tepat.
11. Sejauh mana pemahaman
Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema
etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip
pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah
hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Saya bisa memahami konsep-konsep yang
telah saya pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4
paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Saya bisa semakin memahaminya karena dalam
kegiatan yang saya lakukan di modul ini juga ada kegiatan refleksi dan analisis
kasus. Dengan begitu tidak hanya memahami tapi juga terampil mengambil keputusan
dengan tepat untuk permasalahan dilema etika. Hal-hal yang menurut saya diluar
dugaan adalah bahwa dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan dilema etika
sudah ada kemiripan dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan padahal
belum mengetahui materi ini, hanya saja belum lengkap dan belum detail. Dengan
mengetahui konsep ini saya bisa lebih tepat dalam mengambil keputusan dengan
memperhatikan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
12. Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa
yang Anda pelajari di modul ini?
Saya pernah mengambil keputusan permasalahan
dilema etika yang terjadi di sekolah saya, yaitu saat mau menentukan Penilaian
Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ) apakah melalui daring/online ataukah berbasis
kertas. Sempat terjadi perbedaan pendapat dari guru-guru, sampai terjadi suasana
sekolah yang kurang kondusif. Setelah dilakukan dilakukan koordinasi duduk
bersama untuk memutuskan hal ini akhir disepakati bahwa PSAJ dilaksanakan dengan
berbasis kertas dan PSAJ bisa dilaksanakan dengan lancar dengan susana sekolah
yang tetap kondusif.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda,
perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan
sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak bagi saya mempelajari konsep
modul ini adalah saya bisa membedakan mana permasalahan yang berkaitan dengan
dilema etika dan mana yang bujukan moral. Untuk permasalahan yang berkaitan
dilema etika, saya melihat berdasarkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3
prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan
sehingga keputusan yang saya ambil lebih tepat dibanding sebelum saya
mempelajari konsep modul ini.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini
bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Saya
merasa mempelajari materi modul ini sangat penting bagi saya. Karena saya
sebagai guru, sebagai kepala keluarga dan anggota masyarakat sering harus
mengambil keputusan yang berkaitan dengan dilema etika melibatkan permasalahan
yang sama-sama benar. Mengambil keputusan dari dua hal yang sama-sama benar bisa
menyulitkan, butuh kejelian dan membutuhkan masalah sosial emosional yang
terlibat. Diharapkan dengan mempelajari materi ini saya bisa mengambil keputusan
yang tepat, yang paling berdampak positif dan paling sedikit dampak kurang
baiknya dari permasalahan dilema etika.