Latihan Soal Getaran

Rabu, 03 Mei 2023

Koneksi antar materi modul 3.1

Koneksi materi 3.1 M. Abdul Khalik CGP Angkatan 7 SMAN 1 Andong Kabupaten Boyolali Assalamu’alaikum wr. wb. Salam dan Bahagia! Berikut adalah koneksi antar materi 3.1 melalui panduan pertanyaan dari LMS : 
1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? 
Pratap Triloka filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara dikenal dengan semboyan Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi/dorongan, di belakang memberi dukungan. Hal ini jelas berkaitan dengan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpian. Guru sebagai pemimpin pembelajaran setiap keputusan yang diambil harus berpihak pada murid. Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan keteladanan ke murid, memberikan motivasi ke murid dan memberikan dukungan ke murid. Terutama keputusan yang berkaitan dengan dilema etika, bagaimana mengambil keputusan yang terbaik yang melibatkan dua hal yang sama-sama benar. Dalam menghadapi permasalahan dilema etika dengan memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Secara umum paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika bisa dikategorikan sebagai berikut : 1. Individu lawan kelompok (individual vs community) 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Beberapa prinsip mempengaruhi pengambilan suatu keputusan yang mengandung etika. 1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking). 2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). 3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu : (1) Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini, (2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, (3) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, (4) Pengujian benar atau salah, terdiri atas : Uji Legal, Uji Regulasi/Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji Halaman Depan Koran, dan Uji Panutan/Idola, (5) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, (6) Melakukan Prinsip Resolusi, (7) Investigasi Opsi Trilema, (8) Buat Keputusan, (9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan. 
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Setiap keputusan yang diambil oleh seseorang sudah tentu berdasar nilai-nilai yang tertanam dalam diri orang tersebut. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus meyakini nilai-nilai kebajikan universal sehingga dalam setiap pengambilan keputusan menjadi kaputusan yang terbaik dengan mengutamakan kepentingan murid. 
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Melalui coaching mestinya akan muncul keputusan dari coachee untuk melakukan tindakan dalam rangka mengatasi permasalahan yang dihadapinya atau untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Jadi materi pengambilan keputusan sangat berkaitan dengan kegiatan coaching. Dengan kita mempelajari materi pengambilan keputusan diharapkan keputusan yang diambil lebih tepat, dengan memperhatikan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika.
Guru yang memiliki kemampuan mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya dengan baik akan bisa memandang permasalahan dilema etika lebih jeli sehingga keputusan yang diambil lebih tepat dan efektif. Kompetensi sosial dan emosional meliputi : Kesadaran diri, Manajemen diri, Kesadaran sosial, Keterampilan berelasi, Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dalam pengambilan keputusan terutama yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak tentu banyak sekali membutuhkan KSE antara lain kemampuan mengendalikan emosi, mengidentifikasi kekuatan diri, menghargai pendapat orang lain, berkomunikasi dengan baik, empati, dan lain-lain. Sementara jika KSE-nya kurang maka bisa terjadi emosi yang tidak terkontrol, komunikasi terhambat, dan sebagainya berakibat keputusan yang diambil kurang baik.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Masalah yang berkaitan dengan bujukan moral untuk menyelesaikannya dengan melihat aturan-aturan atau kebijakan yang ada, dikomunikasikan dan dimusyawarahkan dengan baik sehingga bisa diambil keputusan yang bisa diterima semua pihak serta dikonfirmasikan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Sementara untuk permasalahan dilema etika yang berkaitan dengan dua hal yang sama-sama benar keputusan diambil melalui koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan mengedepankan keberpihakan pada murid. Dalam menghadapi permasalahan dilema etika keputusan yang diambil memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Hampir tidak mungkin mengambil keputusan yang bisa memuaskan semua pihak. Tetapi dengan pengambilan keputusan yang tepat yang berpihak pada murid akan menjaga kondusivitas sekolah sekaligus meminimalisir gesekan-gesekan atau kegaduhan yang mungkin akan terjadi.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? 
Tantangan yang ada di lingkungan saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah masih adanya beberapa guru yang masih memandang kasus dilema etika diri sisi pribadi, sehingga kadang timbul reaksi yang menjadikan suasana kurang nyaman. Disamping itu masih ada guru yang belum berfikir untuk kepentingan bersama yang berpihak pada murid. Perlu perubahan paradigma di lingkungan sekolah saya khususnya berkaitan dengan dilema etika memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Keputusan yang diambil di sekolah harus berpihak pada murid, dengan mewujudkan pengajaran yang memerdekan murid-murid. Pembelajaran harus bisa memaksimalkan potensi murid sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya jika keputusan yang diambil bisa mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid berlandaskan filosofi pendidikan dari KHD. Dengan begitu bisa mengembangkan potensi murid sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila kompetensi yang dibutuhkan murid untuk mengarungi kehidupannya.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari pembelajaran modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin ini adalah pengetahuan dan ketrampilan mengambil keputusan merupakan kompetensi yang harus dimiiki oleh guru dan ini sangat berkaitan dengan modul-modul sebelumnya. Modul-modul sebelumnya yaitu : Modul 1. Paradigma dan Visi Guru Penggerak 1.1. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak 1.3. Visi Guru Penggerak 1.4. Budaya Positif Modul 2. Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid 2.1. Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional 2.3. Coaching Untuk Supervisi Akademik Keterkaitan modul 3.1 dengan modul-modul sebelumnya dapat dijelaskan sebagai berikut : Sekolah sebagai lembaga pendidikan, keputusan yang diambil harus berpihak pada murid berlandaskan filosofi Pendidikan dari KHD. Guru bisa menguatkan nilai dan perannya sebagai guru penggerak melalui keputusan-keputusan yang diambil sekolah dengan tepat. Dengan pengambilan keputusa yang efektif dan efisien visi guru penggerak dan Budaya Positif di sekolah akan mudah tercapai. Keputusan yang diambil dengan tepat dan memperhatikan kesepakatan kelas/sekolah akan diterima semua warga sekolah serta meminimalisir kegaduhan yang mungkin terjadi, sehingga sekolah tetap kondusif, aman dan nyaman. Di sekolah tidak lepas dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik dilema etika atau bujukan moral. Disini diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan dalam rangka memecahkan masalah tersebut dengan berpihak pada murid agar tercapai profil pelajar Pancasila. Pembelajaran diferensiasi merupakan bentuk pembelajaran yang berpihak pada murid dengan memperhatikan kebutuhan belajarnya, sesuai bakat, minat dan kecenderungan gaya belajarnya. Untuk memperkuat pencapaian profil pelajar Pancasila sangat diperlukan pembelajaran KSE yang diintegrasikan dalam pembelajaran berdiferensiasi. Pelaksanaan supervisi akademik dengan pola coaching akan meningkatkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid. Semua ini akan semakin memberikan hasil jika didukung dengan suasana sekolah yang kondusif, aman dan nyaman karena setiap permasalahan diselesaikan dengan pengambilan keputusan yang tepat. 
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Saya bisa memahami konsep-konsep yang telah saya pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Saya bisa semakin memahaminya karena dalam kegiatan yang saya lakukan di modul ini juga ada kegiatan refleksi dan analisis kasus. Dengan begitu tidak hanya memahami tapi juga terampil mengambil keputusan dengan tepat untuk permasalahan dilema etika. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah bahwa dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan dilema etika sudah ada kemiripan dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan padahal belum mengetahui materi ini, hanya saja belum lengkap dan belum detail. Dengan mengetahui konsep ini saya bisa lebih tepat dalam mengambil keputusan dengan memperhatikan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Saya pernah mengambil keputusan permasalahan dilema etika yang terjadi di sekolah saya, yaitu saat mau menentukan Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ) apakah melalui daring/online ataukah berbasis kertas. Sempat terjadi perbedaan pendapat dari guru-guru, sampai terjadi suasana sekolah yang kurang kondusif. Setelah dilakukan dilakukan koordinasi duduk bersama untuk memutuskan hal ini akhir disepakati bahwa PSAJ dilaksanakan dengan berbasis kertas dan PSAJ bisa dilaksanakan dengan lancar dengan susana sekolah yang tetap kondusif.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak bagi saya mempelajari konsep modul ini adalah saya bisa membedakan mana permasalahan yang berkaitan dengan dilema etika dan mana yang bujukan moral. Untuk permasalahan yang berkaitan dilema etika, saya melihat berdasarkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga keputusan yang saya ambil lebih tepat dibanding sebelum saya mempelajari konsep modul ini.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Saya merasa mempelajari materi modul ini sangat penting bagi saya. Karena saya sebagai guru, sebagai kepala keluarga dan anggota masyarakat sering harus mengambil keputusan yang berkaitan dengan dilema etika melibatkan permasalahan yang sama-sama benar. Mengambil keputusan dari dua hal yang sama-sama benar bisa menyulitkan, butuh kejelian dan membutuhkan masalah sosial emosional yang terlibat. Diharapkan dengan mempelajari materi ini saya bisa mengambil keputusan yang tepat, yang paling berdampak positif dan paling sedikit dampak kurang baiknya dari permasalahan dilema etika.

Rabu, 08 Maret 2017

Undangan

Yth Bp/Ibu Guru Fisika SMA Kab. Boyolali,

Undangan Diklat Peningkatan Kompetensi Penulisan Soal untuk hari Sabtu, 11 Maret 2017 dapat didownload di sini : Undangan

Boyolali, 8 Maret 2017

MGMP Fisika SMA Kab. Boyolali 


Kamis, 16 Februari 2017

Undangan Diklat

Yth Bp/Ibu Guru Fisika SMA Kab. Boyolali,

Undangan Diklat Peningkatan Kompetensi Penulisan Soal untuk hari Sabtu, 18 Februari 2017 dapat didownload di sini : Undangan

Boyolali, 17 Februari 2017

MGMP Fisika SMA Kab. Boyolali 


Kamis, 17 November 2016

Yth Bp/Ibu Guru Fisika SMA Kab. Boyolali,

Undangan dan daftar peserta diklat kegiatan Guru Pembelajar untuk hari Sabtu, 19 November 2016 dapat didownload di sini : Undangan

Boyolali, 17 November 2016

MGMP Fisika SMA Kab. Boyolali 


Senin, 29 Agustus 2016

Modul guru pembelajar SMA

Yth Bp/Ibu Guru Fisika SMA Kab. Boyolali,

Modul guru pembelajar SMA dapat didownload di sini : Modul

Boyolali, 30 Agustus 2016

MGMP Fisika SMA Kab. Boyolali 


Senin, 12 Oktober 2015

Info Pembagian Tugas Menyusun Soal :

Yth Bp/Ibu Guru Fisika SMA Kab. Boyolali,

Dengan hormat,
Memohon kerja sama Bp/Ibu untuk menyusun soal ulangan akhir semester 1
dikumpulkan pada hari Senin, 19 Oktober 2015 dalam bentuk hard copy dan soft copy
ke sektaris MGMP atau dikirim via email ke: macholix@gmail.com
Ketentuan menyusun soal :
1. Diupayakan soal yang disusun bercirikan HOT (Higher Order Thinking) yaitu dengan meminimalisir soal kemampuan mengingat kembali (recall) dan asesmen lebih mengukur kemampuan bernalar, misal dengan menyajikan gambar atau grafik.
2. Soal ditulis dalam kartu soal dan dilengkapi dengan kisi-kisi soal serta kunci jawaban.
3. Soal dilengkapi dengan soft copy nya, font : arial, size :11, dalam format dua kolom,jarak antar kolom 7 mm.
   Pembagian tugas silakan didownload di sini : Pembagian Tugas
Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerja sama Bp/Ibu kami ucapkan terima kasih.

Boyolali, 13 Oktober 2015

MGMP Fisika SMA Kab. Boyolali